Bersantai Sambil Kenalan dengan DLH Dinas Lingkungan Hidup Padang Pariaman

Dlh padang pariaman

 Halo pembaca setia blog updatenya.com! Yuk kita ngobrol santai tentang satu instansi yang sebenernya punya peran penting banget dalam kehidupan sehari-hari kita, tapi mungkin sering luput dari perhatian: yaitu DLHPKPP Padang Pariaman https://dlhpadangpariaman.org/. Dengan gaya ringan, saya pengen ajak kamu jalan-jalan ke dunia “lingkungan hidup + perumahan + permukiman + pertanahan” di Kabupaten Padang Pariaman.

Apa sih DLH Padang Pariaman itu?


Instansi ini  secara panjang disebut sebagai Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Padang Pariaman  bertugas menangani beberapa aspek penting di wilayah kabupaten: mulai dari lingkungan hidup, perumahan & kawasan permukiman, sampai pertanahan. 

Jadi kalau kamu tinggal di Padang Pariaman atau punya kepentingan di sana baik sebagai warga, pengusaha, atau pengunjung instansi ini punya “kendali” yang lumayan besar dalam bagaimana lingkungan dan permukiman kita diatur.

Alamat resmi dan regulasi-dasarnya tersedia: misalnya terdapat Peraturan Bupati Nomor 63 Tahun 2021 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi DLHPKPP tersebut. 


Kenapa kita harus peduli?

Mungkin kamu mikir: “Ah, instansi pemerintah sih banyak, kenapa yang ini penting?” Jawabannya: karena apa yang mereka kerjakan nyangkut langsung ke kualitas hidup kita. Saya rangkum beberapa alasannya:

Lingkungan hidup: Kalau sistem pengelolaan sampah, pencemaran air / udara, lahan hijau nggak dikelola dengan baik  ya dampaknya langsung ke kita: bau, genangan air, banjir, kesehatan menurun. Dalam dokumen Renstra mereka tercatat isu strategis terkait “rendahnya kapasitas pengelolaan sampah, penurunan kualitas debit air sungai, rendahnya kesadaran masyarakat”. 

Perumahan & kawasan permukiman: Rumah yang layak, kawasan yang tertata, permukiman yang bersih itu mempengaruhi kenyamanan hidup. Dalam Renstra DLHPKPP disebut bahwa kualitas permukiman masih jadi prioritas. 


Pertanahan & tata ruang: Siapa mengatur lahan kita? Bagaimana fungsi tanah ditetapkan? Tanpa regulasi yang baik, lahan bisa dialihfungsikan sembarangan, permukiman bisa jadi kumuh, atau kawasan hijau bisa hilang.

Masa depan berkelanjutan: Dengan tantangan seperti perubahan iklim, sampah, lahan terbatas — instansi seperti DLHPKPP bisa menjadi “garda depan” untuk menjaga agar hidup kita tetap nyaman juga untuk generasi mendatang.

Jadi, peduli ke pekerjaan mereka = peduli ke lingkungan kita sendiri.

Apa aja yang sudah mereka lakukan? Cerita-nyata di lapangan

Supaya nggak cuma teori, saya mau tunjuk beberapa program dan kegiatan yang udah berjalan:

Misalnya, mereka punya kegiatan pemeliharaan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah Kabupaten Padang Pariaman: median taman di jalur dua di batas kota Kecamatan Batang Anai, median taman di ibu kota kabupaten Parit Malintang, dan di wilayah Jembatan Baru Nagari Campago Kec. V Koto Kp. 


Ada juga kegiatan “refreshment Program Adiwiyata dan sosialisasi Proyek P3SM (Peningkatan Partisipasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat)” yang digelar pada 3 Juni 2025 di Aula Bapelitbangda Parit Malintang, diikuti lebih dari 80 kepala & operator sekolah se-Kabupaten Padang Pariaman. 


Di bidang regulasi, Renstra 2021-2026 DLHPKPP sudah disusun sebagai pedoman strategis. Dalam dokumen itu beberapa indikator kinerja utama ditetapkan: misalnya Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, persentase permukiman kumuh, dan lain-lain. 


Di pengelolaan sampah & limbah: mereka juga mengidentifikasi seksi-seksi khusus seperti Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Seksi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup. 

Jadi meskipun kadang kita nggak sadar, sebenarnya “pemain” di balik lingkungan & permukiman kita aktif bergerak.

Tantangan yang masih harus dihadapi


Seperti halnya semua instansi publik, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Yuk kita lihat beberapa yang muncul dari dokumen dan berita:

Kapasitas pengelolaan sampah masih rendah, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan juga masih perlu ditingkatkan. 

Sarana-prasarana untuk pemeliharaan lingkungan di lapangan masih belum lengkap: misalnya dalam pemeliharaan RTH disebut bahwa DLHPKPP masih belum memiliki truk tangki penyiram tanaman yang cukup, hanya satu unit becak motor tangki penyiram tanaman yang sudah direalisasikan, namun masih sangat terbatas. 


Perlu koordinasi antar-lembaga dan pemberdayaan masyarakat yang lebih kuat karena banyak isu lingkungan tidak bisa hanya diselesaikan dari atas, tetapi memerlukan partisipasi warga.

Penataan permukiman & lahan yang kumuh masih jadi pekerjaan rumah: dalam Renstra disebut bahwa persentase permukiman kumuh masih ada, ditargetkan menurun. 


Tantangan itu bukan cuma “kerja instansi” saja, tapi juga “kerja kita semua”.

Bagaimana kita sebagai warga ikut membantu?


Santai aja, nggak harus jadi aktivis hebat  tapi hal kecil juga bisa berdampak besar kalau dilakukan ramai-ramai. Beberapa ide:

Mulai dari rumah sendiri: pilah sampah (organik & non-organik), jangan buang sampah sembarangan, gunakan fasilitas pengelolaan sampah yang ada.

Dukung program sekolah/komunitas: misalnya jika sekolahmu ikut Adiwiyata atau program pengelolaan sampah berbasis masyarakat (P3SM), aktiflah sebagai siswa atau orang tua.

Jaga permukiman di sekitar: jika kawasan permukimanmu butuh perbaikan (saluran air, trotoar, lampu jalan, ruang terbuka hijau), catat dan ajukan ke pihak terkait atau komunitas RW/RT.

Gunakan lahan secara bertanggung-jawab: kalau punya pekarangan, bisa tanam pohon atau tanaman penghijau, membantu kawasan jadi lebih asri.

Ikut bergerak saat DLHPKPP mengadakan kegiatan publik: seperti penanaman pohon, sosialisasi lingkungan, kampanye bersih pantai atau sungai.


Oke, akhirnya kita bisa bilang: DLH Padang Pariaman adalah “teman” kita yang kadang tak kelihatan, tapi sangat berpengaruh terhadap bagaimana kita hidup sehari-hari  rumah kita, lingkungan sekitar, kebersihan, kenyamanan, hingga keberlanjutan.


Kalau instansi ini bisa berjalan dengan baik, dan kita sebagai warga ikut mendukung, maka hasilnya akan terasa: lingkungan yang lebih bersih, permukiman yang lebih nyaman, hidup yang lebih sehat.
Sebaliknya, jika kita acuh, maka beban akan terasa: sampah menumpuk, kualitas air/udara memburuk, kawasan kumuh makin meluas.

Jadi, yuk kita nggak cuma “menunggu” instansi melakukan tugasnya https://dlhpadangpariaman.org/  tapi ikut serta, sadar, dan aktif. Bukan cuma sebagai penonton, tapi sebagai peserta aktif.