Penyebab Fenomena Gerhana Matahari Cincin

Fenomena Gerhana Matahari Cincin

Fenomena matahari dengan cincin belakangan ditemukan di beberapa tempat. Mulai dari Surabaya pada Rabu (21/8) hingga Pagaralam pada Rabu (28/8). Adakah penjelasan mengenai fenomena ini?

Sebenarnya, gerhana matahari cincin sama sekali berbeda dengan gejala matahari bercincin yang muncul setiap peralihan musim. Gerhana matahari cincin terjadi ketika  bulan berada pada posisi di antara matahari dan bumi.

Bulatan bulan, menghalangi cahaya matahari nyaris sempurna, dengan bulatan bulatan menutupi sebagian dari bulatan matahari dari sudut pandang mata kita. Maka yang terlihat, ada semacam cincin bercahaya yang berasal dari sinar matahari yang tidak terhalang bulan tersebut.

Fenomena Gerhana Matahari Cincin

Gerhana Matahari Cincin


Akan halnya matahari bercincin (halo), terjadi karena cahaya matahari dibelokkan oleh partikel uap air di lapisan awan tipis cirrus yang ada di atmosfer. Cahaya matahari tersebut dipancarkan sedemikian rupa sehingga dari pandangan mata kita, terlihat bentuk cincin dengan warna pelangi melingkari matahari. Di dalam lingkaran cincin tersebut, terdapat pemandangan yang lebih gelap.

Fenomena halo sama dengan kejadian kala terbentuknya pelangi. Perbedaannya, pelangi biasanya terjadi pada pagi atau sore hari, kala sudut matahari pada bumi masih cukup rendah. Akan halnya halo atau cincin pelangi ini terjadi pada siang hari, ketika matahari tepat berada di atas bumi.

Fenomena ini memang jarang terjadi di Indonesia, namun di kawasan Eropa, kejadian halo ini lumrah terjadi. Dan, tidak berkaitan dengan cuaca apa pun. Kita yang melihat fenomena ini, alangkah baiknya tidak terlalu lama melihat langsung matahari bercincin tersebut atau setidaknya menggunakan kacamata hitam/tiga dimensi demi mencegah kerusakan mata.

0 komentar:

Post a Comment