Di Balik Penolakan Si Raja Minyak Ruhut

Headline

Nasib Ruhut Sitoempul yang ditolak menjadi ketua Komisi III bak pepatah siapa menabur maka dia yang menuai. Sudah diprediksikan sejak awal.

Hari ini, nasib Ruhut yang diajukan Partai Demokrat menjabat Ketua Komisi III DPR, menggantikan I Gede Pasek Suardika, terjawab sudah. Sebagian besar fraksi di DPR menyatakan penolakannya.

Lalu kenapa begitu besar penolakan terhadap sosok Bang Ruhut, begitu sapaan akrabnya. Sejatinya, Pasek punya pengalaman yang sama dengan Ruhut. Pernah ditolak internal Komisi III ketika ditunjuk fraksinya menggantikan posisi Benny K Harman.

Kala itu, Pasek ditolak dengan alasan bukan berasal dari internal Komisi III namun dari Komisi II. Namun, berkat lobi-lobi yang dijalankan Fraksi Demokrat efektif melumerkan penolakan. Apalagi Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum turun tangan. Sekedar catatan, Pasek yang juga Alumni Hukum Universitas Brawijaya, Malang (Jawa Timur) itu, memang punya hubungan baik dengan Anas.

Lalu bagaimana dengan Ruhut ? Politisi yang terkenal ceplas-ceplos serta berkarakter keras ini, kurang mendapat tempat di kalangan Komisi III. Padangannya seringkali melawan arus. Pernyataannyapun acapkali melukai internal Komisi III. Boleh dibilang, komunikasi politik yang dibangun Bang Ruhut, gatot alias gagal total.

Di kalangan Komisi III, ada cerita tak sedap seputar pencalonan Ruhut. Ketika Ruhut menjadi calon kuat pengganti Pasek, Komisi III kembali bergejolak. Penolakan muncul meski hanya berbentuk riak-riak saja. Sayangnya, Ruhut menanggapi penolakan tersebut secara berlebihan.

Bahkan, Ruhut pernah sesumbar akan menghabisi para lawan politiknya baik di DPR maupun partai. Politisi yang kini plontos itu, sempat pula berkata kasar. Menyebut salah satu penolaknya itu, hanyalah berasal dari partai kroco alias gurem.

Tentu saja, pernyataan Ruhut itu bak bola api liar yang terus menggelinding dan membesar. Bisa menyambar siapa saja termasuk Ruhut. Terbukti kini, Ruhut mental dari kursi ketua Komisi III karena hanya disokong dua fraksi yakni Demokrat dan PKB.

Kali ini, penolakan Komisi III tidak main-main. Upaya lobi tidaklah semudah ketika Anas masih berkuasa. Ditambah karakter Ruhut yang acapkali menuai api permusuhan. Artinya, peluang Ruhut mental, cukup besar.

0 komentar:

Post a Comment