Karma Politik Hantui Jero Wacik?


Nama Menteri ESDM Jero Wacik belakangan santer menjadi bahan perbincangan. Pemicunya kasus suap yang menjerat Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini yang juga menyebut-nyebut nama orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini. Kini, desakan mundur dari posisinya mulai bermunculan. Jero dihantui karma politiik?

Raut muka Jero Wacik tiba-tiba menengang saat disinggung soal Anas Urbaningrum. Tepatnya, ia dikaitkan dengan posisi Anas saat Jero meminta Anas mundur dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat akhir Janurai lalu. Dengan nada meninggi ia menimpali "Siapa yang meminta mundur? Saya tidak pernah meminta mundur Anas," tepis Jero saat ditemui usai menghadiri pidato kenegaraan Presiden di gedung DPR Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Ia pun berkilah, konferensi pers awal Februari lalu dilakukan karena dirinya memandang Partai Demokrat saat itu tengah gawat. Elektabilitas Partai Demokrat jeblok. Saat ini tidak gawat? Mendengar pertanyaan itu, Jero berseloroh "tidak," tepis Jero.

Rupanya, kejadian serupa terulang saat Jero usai menghadiri upacara HUT 68 RI di Istana Negara, pada keesokan harinya, Sabtu (17/8/2013). Pertanyaan para jurnalis tidak jauh berbeda dengan pertanyaan saat di gedung DPR sehari sebelumnya.

"Kamu percaya saya pernah ngomong Anas mundur? Ada kalimat saya begitu? Pernah kamu saya dengar waktu itu, kamu dengar nggak? Demi Tuhan. Nggak, saya cuma bilang, partainya turun segini, tolong Majelis Tinggi turun tangan. Itu saja maksud saya. Nggak sama sekali (minta mundur, red)," beber Jero.

Jika merujuk pernyataan Jero saat jumpa pers awal Februari lalu, Jero menyebutkan melorotnya pamor Partai Demokrat disebabkan skandal korupsi yang menimpa sejumlah kader Partai Demokrat yakni Nazaruddin dan Angelina Sondakh.

"Dan yang juga menjadi bulan-bulanan pers, adalah Ketum kami, Pak Anas yang diberitakan begitu rupa, antara terlibat dan tidak, begitu hebohnya. Saya tidak tahu, proses di KPK bagaimana?" papar Jero di kediaman pribadinya Sektor IX Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (3/2/2013).

Terkait penyelamatan partai, saat itu Jero mengatakan agar hal tersebut diserahkan kepada otoritas yang dimiliki SBY. Ia menyebut, di AD/ART Partai Demokrat banyak klausul yang mengatur kewenangan SBY dalam merespons kondisi partai seperti yang terjadi saat ini. "Bisa (dengan Kongres Luar Biasa). Beliau punya kewenangan," ujar Jero.

Hanya saja, Jero menandaskan, yang paling efektif dalam merespons jebloknya elektabilitas partai adalah dengan berjiwa besar. "Yang paling efektif, harus ada jiwa besar, harus berpikir partai saya sudah terpuruk. Kalau ada inisiatif mundur, itu paling bagus," cetus Jero.

Sehingga pernyataannya itu bisa ditafsirkan meminta agar Anas secara legowo mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Kini, giliran Jero Wacik yang justru diminta mundur oleh para loyalis Anas. Tidak hanya itu, KPK juga berencana memeriksa Jero Wacik.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menegaskan pihaknya tidak gentar untuk memeriksa Jero Wacik dalam kasus suap yang menjerat Kepala SKK Migas. "Sejak kapan KPK takut? Nggak, Bos. Semua sama di mata hukum. Melanggar konstitusi tuh jika tak memanggil," tegas Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, pada acara peluncuran Radio Kanal KPK di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (18/8/2013).

Pernyataan ini senada dengan pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang mengaku tidak gentar memeriksa Jero Wacik. "Dulu si Menpora lebih anak emas (SBY) itu," tegas Abraham. 

0 komentar:

Post a Comment